TEORI LINGKUNGAN
PERKEMBANGAN PENDUDUK DIINDONESIA
Di Susun oleh :
Nama : Ilham Ramadhan
NPM : 13416438
Kelas : 2IB01
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017
PENDAHULUAN
Ada jutaaan manusia yang berpikir, merasa, dan yakin
bahwa di dalam dirinya tidak ada keunggulan, bakat, atau kelebihan apapun yang
pantas diandalkan. Isi pikiran, isi perasaan, dan isi keyakinan semacam itu,
entah kita sadari atau tidak, lama kelamaan membentuk sebuah kesimpulan didalam
batin, membentuk citra diri, membentuk opini tentang diri, membentuk definisi
diri yang kita ciptakan tentang diri kita.
Rasa percaya diri adalah satu diantara aspek-aspek
kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Rasa percaya diri sangat
membantu manusia dalam perkembangan kepribadiannya. Karena itulah rasa
kepercayaan diri sangat dibutuhkan manusia dalam menjalani hidupnya.
Inferioritas merupakan kebalikan dari superioritas (rasa
percaya diri yang terlalu tinggi). Inferioritas itu adalah minder atau rasa
rendah diri. Inferiorirats adalah perasaan yang relatif tetap (persistent)
tentang ketidak mampuan diri atau munculnya kecenderungan untuk merasa kurang
atau menjadi kurang sehingga tidak bisa menunjukan kebolehannya secara optimal.
Pertumbuhan penduduk yang relatif (masih) tinggi ini merupakan suatu
masalah yang terus diupayakan pengendalian pertumbuhannya. Hal ini, jika tidak
dilakukan sedini mungkin, akan berpengaruh terhadap mutu kehidupan yang kian
hari makin merosot. Salah satu hal yang dilakukan yaitu melalui program
Keluarga Berencana dengan berbagai caranya yaitu penggunaan alat-alat
kontrasepsi. Namun berbagai hambatan baik berupa agama, adat dan alasan ekonomi
turut berperan; walaupun tujuan program ini sangat penting dalam menunjang
meningkatnya taraf hidup keluarga.
Pertumbuhan atau perkembangan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi
oleh tiga komponen yaitu:
- Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
- Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
- Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu
tempat ke tempat lain melampui batas politik/negara ataupun batas administratif
atau batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen di suatu daerah ke daerah lain.
Menurut Evereet S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:
- Faktor – faktor yang terdapat di daerah asal
- Faktor – faktor yang terdapat di tempat tujuan
- Faktor – faktor yang menghambat
- Faktor – faktor pribadi
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya
masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program
keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk.
Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk
Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang
anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena
perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya
kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan
sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah
yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab
itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan
pendidikan.
Lingkungan pemukiman adalah tempat atau dimana semua warga menempati dan
menjadikan sebagai tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai sumber usaha dan
sebagainya. Lingkungan pemukinman akan menjadi baik atau lebih buruk tergantung
pada pengelolaan yang menempati wilayah tersebut.
Perkembangan suatu kota yang semakin pesat dapat memacu juga kepadatan
suatu daerah. Hal ini disebabkan karena beragamnya kebutuhan hidup masyarakat
perkotaan dan adanya upaya untuk memberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan
manusia tersebut. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar sebagai akibat dari
perkembangan pada aktivitas kota dan proses industrialisasi terutama di
beberapa kota di Indonesia yang mengakibatkan banyak berkembangnya kawasan
komersial. Berkembangnya suatu kota pasti akan diikuti oleh pertambahan jumlah
penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan suatu
kota adalah masalah perumahan dan pemukiman. Menurut Bintarto (Pos Kota edisi
Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang,
mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyai
pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda
dengan kota lainnya. Perkembangan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah
sama, tergantung pada karakteristik kehidupan musyarakat, potensial sumber daya
kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang
terutama berkaitan dengan infrastruktur. Kemajuan dan perkembangan suatu kota
tidak terlepas dari pembentuk kota. Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya,
ekonomi, pemukiman, kependudukan, sarana dan prasarana serta transportasi.
Jika adanya peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kegiatan sosial-ekonomi, juga peningkatan kebutuhan pelayanan, dan
akan terjadi peningkatan prasarana. Maka dengan semakin banyaknya jumlah
penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang sama dan melakukan
kegiatan yang sama pula akan menimbulkan suatu masalah. Keadaan ini sangat
kelihatan dari kondisi kepadatan pemukiman tersebut dimana tampak terjadi
meningkatnya ketersediaan infrastruktur.
Pertambahan penduduk hanya pada satu kota jika tidak diatasi akan
mengakibatkan menumpuknya jumlah penduduk yang tidak merata. Hal tersebut akan
berhubungan dengan lingkungan pemukiman, karena jika terjadinya penumpukan
penduduk hanya pada satu kota saja ini akan menimbulnya jumlah penduduk yang
semakin padat dan terutama pada tempat tinggal pemukiman. Pemukiman yang ditempati
oleh banyaknya penduduk pada satu kota atau daerah tertentu ini akan
menimbulkan masalah terutama pada lingkungan. Maka Peran infrastruktur
dalam pengembangan perumahan dan permukiman dinilai sangat penting, karena
infrastruktur merupakan syarat mutlak bagi terciptanya lingkungan permukiman
yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan. Persoalan infrastruktur tersebut
timbul karena bertambahnya penduduk pemukiman, peningkatan pendapatan,
peningkatan pemilikan kendaraan dan dibangunnya fasilitas di kawasan komersial
di sekitar kota. Dampak yang sangat pasti terjadi adalah meningkatnya
kebutuhan infrastruktur, yang kemudian karena kejenuhannya menimbulkan tidak
optimalnya pelayanan sarana dan prasarana. Untuk menciptakan suatu lingkungan
pemukiman yang baik maka diperlukan infratruktur pemukiman dan fasilitas umum
pemukiman. Adapun yang dimaksud dengan infrastruktur pemukiman ialah jalan
lokal, saluran drainase, pengadaan air bersih, pembuangan air kotor,
persampahan, listrik dan telepon.
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan
masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan
masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas-
fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk
di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan
menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan
yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat
perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan
negara tidak dapat dihindari.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami
depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak
dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini
bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat.
Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara.
Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju
kesuksesan bangsa akan semakin jauh.
Wilayah kawasan kumuh menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian yang
terabaikan dalam pembangunan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi
sosial demografis di kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi,
kondisi lingkungan yang tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta
minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya.
Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di
saat banjir, lingkungan yang kumuh sering terjangkit penyakit seperti: malaria,
demam berdarah, gatal –gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada
saat banjir, selokan – selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh
sampah yang mereka buang sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik.
Selain itu banyaknya wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi
sebagai bangunan – bangunan pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga
daya serap air di wilayah perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang
di serap di wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama
semakin membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir,
maka datang lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling
ampuh saat banjir. Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat
saat banjir, itu semua sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir
membawa berbagai macam penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan
nyamuk. Oleh sebab itu, Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk
penataan lingkungan permukiman kumuh adalah:
1. Lebih mengefektifkan penertiban
administrasi kependudukan bekerja sama dengan perangkat desa yang mewilayahi
permukiman kumuh di Kota Denpasar.
2. Penataan kembali lingkungan dengan
penyediaan kamar mandi dan jamban umum, program sanimas dan pengelolaan sampah
swadaya di permukiman kumuh.
3. Peningkatan perilaku hidup sehat
masyarakat
4. Sosialisasi kebijakan pemerintah kota terkait
dengan program penataan kembali permukiman kumuh perlu lebih digalakkan dengan
melibatkan kelompok masyarakat di permukiman kumuh.
5. Perlu dilakukan studi lanjutan untuk
menggali informasi yang lebih luas terkait dengan penataan kembali lingkungan
permukiman kumuh.
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang
paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha internasional untuk
menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak
akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang. “Sejauh ini
bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara,
khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen
WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu. Kendati tujuan pertama mengurangi
kelaparan, situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin berjuang
mengatatasi masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara
tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang yang kekurangan
makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan 47 juta
orang di Asia timur, kata laporan tersebut. Proporsi anak berusia lima tahun ke
bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan timur
meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara
hampir tidak berubah (32 persen). Lebih dari separuh anak-anak di Asia selatan
kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003
tetap sepertiga. “Meningkatnya pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian
yang rendah merupakan alasan utama kekura
ngan pangan di kawasan-kawasan ini,”
kata laporan itu. Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di
kalangan penduduk yang tidak memilki tanah atau para petani yang memiliki
kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan,
kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip
fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan
miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan
kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil
kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang
dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa
pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan
seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan
fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada
faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia
pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem
jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda
terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat
Indonesia agar menjadi kritis.
Salah satu
wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang berkembang ialah
kemiskinan dan keterbelakangan. Kemiskinan dan keterbelakangan adalah suatu
penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal itu melemahkan fisik dan mental
manusia yang tentunya juga berdampak negative terhadap lingkungan. Kemiskinan
dan keterbelakangan begitu erat kaitannya satu sama lain sehingga dapat
dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan satu istilah saja, yaitu
kemiskinan di mana sudah terkait pengertian keterbelakangan.
Kemiskinan dan Keterbelakangan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan,dll.
lingkungansocial maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia. Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Kemiskinan
dan keterbelakangan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan,dll. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
a. Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk
keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Kartasasmita mengatakan bahwa kemiskinan merupakan
masalah dalam pembangunan yang ditandai dengan pengangguran dan
keterbelakangan, yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin
pada umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada
kegiatan ekonomi sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang
mempunyai potensi lebih tinggi. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan
Friedmann yang mengatakan bahwa kemiskinan sebagai akibat dari ketidak-samaan
kesempatan untuk mengakumulasi basis kekuatan sosial. Namun menurut Brendley,
kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas. Hal ini diperkuat
oleh Salim yang mengatakan bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memperoleh kebutuhan hidup yang pokok. Sedangkan
Lavitan mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang dan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
Kesimpulan
Jadi Kesimpulan
dari pembahasan di atas adalah Negara
Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta
budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di
Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi
jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah
penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia
pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem
ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan
kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki
kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian
membludak.Oleh karena pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat pendidikan, Penyakit yang Berkaitan
dengan Lingkungan Hidup, Kelaparan, Kemiskinan dan Keterbelakangan. Maka kita
harus bisa memperbaiki semua masalah itu,dan mulai mencari jalan keluar yang
terbaik agar semua permasalahan dinegara kita bia terselesaikan.Dan
masyarakatnya pun bisa hidup dengan sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk
akal kalau masyarakatnya kebanyakan hidup dibawah garis kem iskinan.
Video Jumlah Penduduk :
http://kandiwa.blogspot.co.id/2010/10/perkembangan-penduduk-di-negara.html
https://indrinurat.wordpress.com/2015/11/18/perkemb/
-Permatasari, Frida et al. 2014. Perkembangan Penduduk
di Indonesia. Semarang. Universitas Muhammadiyah.
-Prasetyo, Ridwan. 2014. Hubungan Pertambahan Penduduk
dan Lingkungan. http://ridwanprasetyo77.blogspot.co.id/2014/04/pertambahanpenduduk-adalah-dimana-di.html. Diakses pada 17 November 2015.
http://alfanissa.blogspot.co.id/2014/04/tingkat-pertumbuhan-penduduk-yang.html
https://tieraalta.wordpress.com/2013/05/24/laju-pertumbuhan-penduduk/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar