Senin, 19 Desember 2016

Teknologi dan kemiskinan



     Teknologi dan kemiskinan








       Salah satu penyebab kesengsaraan atau penderitaan manusia adalah kemiskinan. Kemiskinan biasanya sejalan dengan kelaparan dan wabah penyakit, yang sering kali terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang. Lapisan masyarakat banyak yang hidup dalam kemiskinan berusaha mati-matian untuk dapat mencapai kehidupan yang menyenangkan. Tetapi kebanyakan tetap tinggal terhambat pada garis kemiskinan dan bahkan di bawah kemiskinan.
Perlu diketahui salah satu unsure terpenting dalam pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi mengakibatkan dalam struktur produksi maupun dalam komposisi tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi mengalami perubahan. Bagi tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan teknis yang tinggi, akan terbuka lebih banyak kesempatn-kesempatan kerja yang baik. Tetapi tenaga kerja yang tida berketrampilan atau yang hanya mempunyai ketrampilan rendah akan tergeser akan kadang-kadang kehilangan sama sekali pekerjaan mereka.
Selama dua dasawarsa (1960 – 1980) yang baru lalu beberapa Negara berkembang dari hasil pembangunan telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat malahan lebih  pesat dari yang pernah dialami oleh Negara-negara industry barat selama tahap-tahap permulaan dari proses industrialisasi mereka, namun pertumbuhan ekonomi yang pesat tersebut pada umumnya ternyata tidak terlalu berhasil dalam penyediaan kesempatan kerja yang produktif bagi penduduk.
Bahkan di Negara-negara yang telah mengalami penurunan dalam prosentase penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan penurunan relatip sering di tiadakan oleh pertambahan penduduk yang pesat, sehingga hamper tidak mengurangi jumlah absolute penduduk yang miskin. Salahsatu kasus yang dapat disebut dalam hubungan tersebut adalah pulau jawa, yang selama masa 1967-1976 telah mengalami penurunan yang cukup besar dalam persentase penduduk yang hidup dalam kemiskinan, namun gagal dalam mengurangi secara berarti jumlah absolute penduduk yang miskin, karena pertumbuhan penduduk yang pesat.
Di samping tidak tercapainya pengurangan secara berarti dari kemiskinan, penganguran serta setengah penganguran, maka pertumbuhan ekonomi yang pesat di banyak Negara berkembang juga disertai oleh ketimpangan yang semakin meningkat dalam pembagian pendapatan (ketimpangan relatif) hal tersebut memang tidak mengherankan bagi ahli lain ekonomi. Misalnya Kuznets mengemukakan bahwa dalam masa pertumbuhan ekonomi selalu ada ketimpangan redistribusi pendapatan, dimana dalam pertumbuhan ekonomi yang cepat, golongan berpenghasilan rendah selalu ketinggalan kemajuan, tidak mampu mengikuti berpartisipasi. Karenanya mereka tidak mampu memanpaatkan proses redistribusi pendapatannya.
Di Indonesia pola perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan yang dikemukakan Kuznets, artinya golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-hasil pertumbuhan ekonomi. Mengapa mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telah mengambil kebijaksanaan penyebaran proyek-proyek ke daerah-daerah, desa-desa, misalnya adanya kredit bimas, KIK, KMKP, KCK, padat karya dan sebagainya.
Bila diteliti golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil pembangunan, karena :
a)      Ketimpangan dalam peningkatan pendidikan.
Selama belum ada kewajiban belajar golongan miskin tida akan mampu berpartisipasi mengenyam peningkatan anggaran pendidikan.
b)      Ketidakmerataan kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi diperlukan tingkat pendidikan, ketrampilan, relasi, dan sebagainya. Golongan miskin tidak memilikinya.
c)      Ketidakmerataan pemilikan alat-alat produksi. Golongan miskin tidak memiliki alat-alat produksi, penghasilannya untuk makan saja sudah susah, sehingga tidak mungkin membentuk modal.
d)     Ketidakmerataan kesempatan terhadap modal dan kredit yang ada. Modal dan kredit pemberiannya menghendaki syarat-syarat tertentu dan golongan miskin tidak mungkin memenuhi persyaratanya.
e)      Ketidamerataan menduduki jabatan-jabatan. Untuk mendapat pekerjaan yang dapat memberi makan pada keluarga saja sudah susah, apalagi menduduki jabatan-jabatan yang sering memerlukan relasi tertentu dan persyaratan tertentu.
f)       Ketidamerataan mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan pendidikannya rendah, maka tidak mungkin golongan niskin dapat mempengaruhi pasaran.
g)      Ketidamerataan kemampuan menghindari musibah misalnya penyakit, kecelakaan, dan ketidaberuntungan lainnya. Bagi golongan miskin dibutuhkan bantuan untuk dapat mengatasi musibah tersebut. Mengharapkan dari mereka sendiri untuk dapat mengangkat dirinya tanpa pertolongan, sukar dipastikan.
h)      Laju pertambahan penduduk lebih memberatkan golongan miskin. Dengan jumlah keluarga besar, mereka sulit dapat menyekolahkan, member makan, dan pakayan secukupnya. Hanya keluarga yang kaya atau berpenghasilan besar sajalah yang mampu.
Dapatlah dipastikan bahwa golongan berpenghasilan rendah, karena kurang terjamah pendidikan, tidak memiliki sarana-sarana misalnya kredit, modal, alat-alat produksi, relasi dan sebagainya, tidak akan mampu berpartisifasi dalam pertumbuhan ekonomi dan menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya kebijaksanaan khusus yang ditujukan untuk mengangkat mereka.
Penelitian yang diadakan di daerah perkotaan di jawa, sundrum telah menemukan bahwa selama tahun 1970 sampai tahun 1976 ternyata pembagian pendapatan memburuk, terutama di ibukota Jakarta. Dari hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukan bahwa selama kurun waktu 1970 sampai 1976 persentase penduduk Indonesia yang miskin yaitu hidup di bawah tingkat kemiskinan telah berkurang. Hal tersebut berlaku baik bagi Indonesia sebagai keseluruhan, maupun jika diadakan perincian menurut daerah pedesaan dan daerah perkotaan, baik di jawa maupun di luar jawa. Tingkat hidup absolute semua golongan masyarakat telah meningkat, sehingga kemiskinan absolute di Indonesia selama Repelita 1 dan tahun-tahun pertama Repelita 11 telah berkurang. Perhitungan berbagai peneliti dapat disimpulkan bahwa persentase penduduk Indonesia yang miskin telah menurun dari hamper 60% dalam tahun 1970 sampai kurang lebih 45% dalam tahun 1976.
Di lain pihak hasil-hasil SUSENAS telah memperlihatkan, bahwa pembagian pendapatan selama kurun waktu yang sama telah memburuk. Hal tersebut disebabkan karena laju kenaikan pendapatan golongan yang berpendapatan tinggi telah meningkat jauh lebih pesat daripada penaikan golongan yang berpendapatan rendah.
Di samping perkembangan tersebut, maka pembagian pendapatan antara penduduk daerah perkotaan dan daerah pedesaan juga telah memburuk. Hal tersebut disebabkan karena laju kenaikan pendapatan penduduk perkotaan selama kurun waktu 1970 sampai 1976 rata-rata bertambah dua setengah kali lebih cepat dari pada penduduk pedesaan.
Juka dirinci menurut daerah maka ketimpangan antara pendapatan penduduk perkotaan dan pedesaan di jawa lebih besar daripada di luar jawa.
Usaha mengatasi kemiskinan
Dari kegagalan kebijaksanaan konversional mengenai pertumbuhan ekonomi di banyak Negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan disparitas ( ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para perencana ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali mempelajari secara sungguh-sungguh kebijaksanaan tersebut, serta mendorong mereka untuk mempelajari alternative-alternatif yang realities bagi kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi yan konvensional. Dalam hal ini; pendekatan kebutuhan dasar dalam perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis dari sesuatu proses reorientasi yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.
Dari hasil-hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun mulai bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke penghapusan kemiskinan, dan akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhandasar bagi seluruh penduduk, yang berupa dua perangkat, yaitu :
a)      Perangkat kebutuhan konsumsi perorangan akan pangan, sandang dan pemukiman.
b)      Perangkat yang mencakup penyediaan jasa umum dasar, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, saluran air minum, pengangkutan, dan kebudayaan.
Di samping kedua perangkat tersebut, kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar manusiawi kadang-kadang juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain, yaitu:
1)      Hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang layak, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah tangga atau perorangan.
2)      Prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk.
3)      Partisipasi seluruh penduduk, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar.
Pengalaman dari Negara-negara Asia Timur,yaitu korea, Taiwan, jepang menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan disertai pemerataan hasil-hasil pembangunan dapat tercapai karena di Negara-negara tersebut program pembangunan pedesaan (rural development program) sangat diutamakan.


PENJELASAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Perkembangan teknologi terbaru termasuk diantaranya telepon dan internet telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berkomunikasi secara bebas dan global. Tetapi tidak semua teknologi digunakan untuk hal-hak yang positif, ada juga pihak-pihak yang menciptakan atau mengembangkan teknologi untuk kegiatan yang negatif contohnya sebagai senjata penghancur, dll.
Di masa sekarang, teknolgi banyak mengubah dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Di kehidupan masyarakat, teknologi telah banyak membantu berbagai pekerjaan manusia. Tetapi teknologi juga bisa merusak lingkungan.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.


HUBUNGAN TEKNOLOGI DENGAN KEMISKINAN
Banyak sekali keterkaitan antara teknologi dan kemiskinan didalam suatu negara, ada yang positif maupun negatif. Ada bermacam-macam teknologi yang sudah makin berkembang yang mebantu kemiskinan didalam suatu negara, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh adalah internet. Internet adalah contoh sederhana dari kemajuan teknologi yang membantu dalam kemiskinan disuatu negara, membantu dalam apa? tentu saja banyak yang terutama adalah pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain. Dalam hal sederhana itu sudah membantu sedikit dalam kemiskinan disuatu negara, dikarnakan internet yang dijaman sudah serba canggih ini dapat diakses dengan sangat mudah dan kita dapat membantu dalam ekonomi, pedidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Dimulai dari pendidikan. Banyak sekali sekarang relawan-relawan yang membantu  dengan ikhlas diluar sana yang membantu rakyat yang kurang mampu dengan cara memberi pendidikan gratis melewati internet. Dengan cara e-book, pengenalan terhadap teknologi internet, memberi penjelasan tentang penggunaan internet untuk belajar baik untuk anak-anak hingga orang dewasa. Dikarnakan teknologi yang semakin canggih mereka mengenalkan cara menggunakan internet dengan baik dan benar. Karena internet itu sangat membantu dalam pendidikan.
Lalu memberi pengetahuan kesehatan melalaui internet terhadap  rakyat yang kurang mampu melalui internet secara mudah dan efisien. Mulai dari pengenalan penyakit dan cara mengobatinya. Karena itu sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia.
Dan membantu dalam perekonomian/ekonomi. Sebagai contoh kecil adalah penggalangan dana memalui internet, itu adalah kegiatan kecil yang mungkin sangat membantu rakyat yang kurang mampu. Tetapi sekarang harus berhati-hati juga dikarnakan banyak sekali penipuan, yang ditulis untuk penggalangan dana terhahadap rakyat yang kurang mampu tetapi malah melenceng ke hal-hal yang tidak penting. Dan dijaman yang sudah maju ini internet sangat berguna sekali dalam perekonomian untuk membantu kemiskinan disuatu negara.
Selanjutnya kemajuan teknologi dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi hal ini juga dapat menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat, akibatnya terciptalah kelompok masyarakat yang memiliki uang atau modal berlebih dan masyarakat yang tidak mempuyai uang atau modal. Di zaman sekarang masyarakat yang tau dan ahli dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi tentu lebih maju atau lebih unggul.
Ada juga dampak negatif dalam teknologi yang dapat berujung kepada kemiskinan. Apabila manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul.
Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:


1. Kesenjangan sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.


2. Kerusakan lingkungan alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada kemiskinan.
            Dari penjelasan sederhana diatas kita dapat megentahui bahwa teknologi sangat berguna sekali dalam mengahadapi kemiskinan didalam suatu negara. Dan dari penjeklasan sederhana itu kita dapat mengetahui sedikitnya dampak positif maupun dampak negatif dari teknologi terhadap kemiskinan. Dan semoga saja teknologi membawa dampak yang baik untuk mengurangi kemiskinan yang melanda didalam suatu negara.




KESIMPULAN
 
              Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada, Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan keku atan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
                 Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.    Ada kaitan yang erat antara iptek dan kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.






http://yuni-wijaya.blogspot.co.id/2010/05/hubungan-iptek-dengan-kemiskinan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar