Salah satu
penyebab kesengsaraan atau penderitaan manusia adalah kemiskinan. Kemiskinan
biasanya sejalan dengan kelaparan dan wabah penyakit, yang sering kali terjadi
di Negara-negara yang sedang berkembang. Lapisan masyarakat banyak yang hidup
dalam kemiskinan berusaha mati-matian untuk dapat mencapai kehidupan yang
menyenangkan. Tetapi kebanyakan tetap tinggal terhambat pada garis kemiskinan
dan bahkan di bawah kemiskinan.
Perlu diketahui salah satu
unsure terpenting dalam pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi
mengakibatkan dalam struktur produksi maupun dalam komposisi tenaga kerja yang
diperlukan dalam proses produksi mengalami perubahan. Bagi tenaga kerja yang
mempunyai ketrampilan teknis yang tinggi, akan terbuka lebih banyak
kesempatn-kesempatan kerja yang baik. Tetapi tenaga kerja yang tida
berketrampilan atau yang hanya mempunyai ketrampilan rendah akan tergeser akan
kadang-kadang kehilangan sama sekali pekerjaan mereka.
Selama dua dasawarsa (1960 –
1980) yang baru lalu beberapa Negara berkembang dari hasil pembangunan telah
mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat malahan lebih pesat dari yang pernah dialami oleh
Negara-negara industry barat selama tahap-tahap permulaan dari proses industrialisasi
mereka, namun pertumbuhan ekonomi yang pesat tersebut pada umumnya ternyata
tidak terlalu berhasil dalam penyediaan kesempatan kerja yang produktif bagi
penduduk.
Bahkan di Negara-negara yang
telah mengalami penurunan dalam prosentase penduduk yang hidup dibawah garis
kemiskinan penurunan relatip sering di tiadakan oleh pertambahan penduduk yang
pesat, sehingga hamper tidak mengurangi jumlah absolute penduduk yang miskin.
Salahsatu kasus yang dapat disebut dalam hubungan tersebut adalah pulau jawa,
yang selama masa 1967-1976 telah mengalami penurunan yang cukup besar dalam
persentase penduduk yang hidup dalam kemiskinan, namun gagal dalam mengurangi
secara berarti jumlah absolute penduduk yang miskin, karena pertumbuhan
penduduk yang pesat.
Di samping tidak tercapainya
pengurangan secara berarti dari kemiskinan, penganguran serta setengah
penganguran, maka pertumbuhan ekonomi yang pesat di banyak Negara berkembang
juga disertai oleh ketimpangan yang semakin meningkat dalam pembagian pendapatan
(ketimpangan relatif) hal tersebut memang tidak mengherankan bagi ahli lain
ekonomi. Misalnya Kuznets mengemukakan bahwa dalam masa pertumbuhan ekonomi
selalu ada ketimpangan redistribusi pendapatan, dimana dalam pertumbuhan
ekonomi yang cepat, golongan berpenghasilan rendah selalu ketinggalan kemajuan,
tidak mampu mengikuti berpartisipasi. Karenanya mereka tidak mampu memanpaatkan
proses redistribusi pendapatannya.
Di Indonesia pola perkembangan
pembangunan juga mengikuti pendapatan yang dikemukakan Kuznets, artinya
golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-hasil pertumbuhan ekonomi. Mengapa
mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telah mengambil kebijaksanaan
penyebaran proyek-proyek ke daerah-daerah, desa-desa, misalnya adanya kredit
bimas, KIK, KMKP, KCK, padat karya dan sebagainya.
Bila diteliti
golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil pembangunan,
karena :
a) Ketimpangan dalam peningkatan
pendidikan.
Selama belum ada kewajiban
belajar golongan miskin tida akan mampu berpartisipasi mengenyam peningkatan
anggaran pendidikan.
b) Ketidakmerataan kemampuan
untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi diperlukan tingkat pendidikan,
ketrampilan, relasi, dan sebagainya. Golongan miskin tidak memilikinya.
c) Ketidakmerataan pemilikan
alat-alat produksi. Golongan miskin tidak memiliki alat-alat produksi,
penghasilannya untuk makan saja sudah susah, sehingga tidak mungkin membentuk
modal.
d) Ketidakmerataan kesempatan
terhadap modal dan kredit yang ada. Modal dan kredit pemberiannya menghendaki
syarat-syarat tertentu dan golongan miskin tidak mungkin memenuhi
persyaratanya.
e) Ketidamerataan menduduki
jabatan-jabatan. Untuk mendapat pekerjaan yang dapat memberi makan pada
keluarga saja sudah susah, apalagi menduduki jabatan-jabatan yang sering
memerlukan relasi tertentu dan persyaratan tertentu.
f) Ketidamerataan
mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan pendidikannya rendah, maka tidak
mungkin golongan niskin dapat mempengaruhi pasaran.
g) Ketidamerataan kemampuan
menghindari musibah misalnya penyakit, kecelakaan, dan ketidaberuntungan
lainnya. Bagi golongan miskin dibutuhkan bantuan untuk dapat mengatasi musibah
tersebut. Mengharapkan dari mereka sendiri untuk dapat mengangkat dirinya tanpa
pertolongan, sukar dipastikan.
h) Laju pertambahan penduduk
lebih memberatkan golongan miskin. Dengan jumlah keluarga besar, mereka sulit
dapat menyekolahkan, member makan, dan pakayan secukupnya. Hanya keluarga yang
kaya atau berpenghasilan besar sajalah yang mampu.
Dapatlah dipastikan bahwa
golongan berpenghasilan rendah, karena kurang terjamah pendidikan, tidak
memiliki sarana-sarana misalnya kredit, modal, alat-alat produksi, relasi dan
sebagainya, tidak akan mampu berpartisifasi dalam pertumbuhan ekonomi dan menikmati
pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya kebijaksanaan khusus yang ditujukan untuk
mengangkat mereka.
Penelitian yang diadakan di
daerah perkotaan di jawa, sundrum telah menemukan bahwa selama tahun 1970
sampai tahun 1976 ternyata pembagian pendapatan memburuk, terutama di ibukota
Jakarta. Dari hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukan bahwa
selama kurun waktu 1970 sampai 1976 persentase penduduk Indonesia yang miskin
yaitu hidup di bawah tingkat kemiskinan telah berkurang. Hal tersebut berlaku
baik bagi Indonesia sebagai keseluruhan, maupun jika diadakan perincian menurut
daerah pedesaan dan daerah perkotaan, baik di jawa maupun di luar jawa. Tingkat
hidup absolute semua golongan masyarakat telah meningkat, sehingga kemiskinan
absolute di Indonesia selama Repelita 1 dan tahun-tahun pertama Repelita 11
telah berkurang. Perhitungan berbagai peneliti dapat disimpulkan bahwa
persentase penduduk Indonesia yang miskin telah menurun dari hamper 60% dalam
tahun 1970 sampai kurang lebih 45% dalam tahun 1976.
Di lain pihak hasil-hasil
SUSENAS telah memperlihatkan, bahwa pembagian pendapatan selama kurun waktu
yang sama telah memburuk. Hal tersebut disebabkan karena laju kenaikan
pendapatan golongan yang berpendapatan tinggi telah meningkat jauh lebih pesat
daripada penaikan golongan yang berpendapatan rendah.
Di samping perkembangan
tersebut, maka pembagian pendapatan antara penduduk daerah perkotaan dan daerah
pedesaan juga telah memburuk. Hal tersebut disebabkan karena laju kenaikan
pendapatan penduduk perkotaan selama kurun waktu 1970 sampai 1976 rata-rata
bertambah dua setengah kali lebih cepat dari pada penduduk pedesaan.
Juka dirinci menurut daerah
maka ketimpangan antara pendapatan penduduk perkotaan dan pedesaan di jawa
lebih besar daripada di luar jawa.
Usaha mengatasi kemiskinan
Dari kegagalan kebijaksanaan
konversional mengenai pertumbuhan ekonomi di banyak Negara berkembang dalam
mengurangi kemiskinan, pengangguran dan disparitas ( ketimpangan) pendapatan
secara berarti telah memaksa baik para perencana ekonomi dan teknokrat maupun
para peneliti ekonomi untuk kembali mempelajari secara sungguh-sungguh
kebijaksanaan tersebut, serta mendorong mereka untuk mempelajari
alternative-alternatif yang realities bagi kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi yan
konvensional. Dalam hal ini; pendekatan kebutuhan dasar dalam perencanaan
pembangunan merupakan hasil yang logis dari sesuatu proses reorientasi yang
panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.
Dari hasil-hasil penelitian
kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun mulai bergeser dari tekanan pada
penciptaan lapangan kerja yang memadai ke penghapusan kemiskinan, dan akhirnya
ke penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhandasar bagi seluruh penduduk,
yang berupa dua perangkat, yaitu :
a) Perangkat kebutuhan konsumsi
perorangan akan pangan, sandang dan pemukiman.
b) Perangkat yang mencakup
penyediaan jasa umum dasar, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, saluran
air minum, pengangkutan, dan kebudayaan.
Di samping kedua perangkat tersebut,
kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar manusiawi kadang-kadang juga digunakan
untuk mencakup tiga sasaran lain, yaitu:
1) Hak atas pekerjaan produktif
dan yang memberikan imbalan yang layak, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar setiap rumah tangga atau perorangan.
2) Prasarana yang mampu
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar penduduk.
3) Partisipasi seluruh penduduk,
baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaan proyek-proyek yang
berhubungan dengan penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar.
Pengalaman dari Negara-negara
Asia Timur,yaitu korea, Taiwan, jepang menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi
yang pesat dengan disertai pemerataan hasil-hasil pembangunan dapat tercapai
karena di Negara-negara tersebut program pembangunan pedesaan (rural
development program) sangat diutamakan.
PENJELASAN
TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Teknologi
Teknologi
adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Perkembangan
teknologi terbaru termasuk diantaranya telepon dan internet telah memperkecil
hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berkomunikasi
secara bebas dan global. Tetapi tidak semua teknologi digunakan untuk hal-hak
yang positif, ada juga pihak-pihak yang menciptakan atau mengembangkan
teknologi untuk kegiatan yang negatif contohnya sebagai senjata penghancur, dll.
Di masa
sekarang, teknolgi banyak mengubah dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Di
kehidupan masyarakat, teknologi telah banyak membantu berbagai pekerjaan
manusia. Tetapi teknologi juga bisa merusak lingkungan.
Kemiskinan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
HUBUNGAN
TEKNOLOGI DENGAN KEMISKINAN
Banyak
sekali keterkaitan antara teknologi dan kemiskinan didalam suatu negara, ada yang
positif maupun negatif. Ada bermacam-macam teknologi yang sudah makin
berkembang yang mebantu kemiskinan didalam suatu negara, baik itu secara
langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh adalah internet. Internet adalah
contoh sederhana dari kemajuan teknologi yang membantu dalam kemiskinan disuatu
negara, membantu dalam apa? tentu saja banyak yang terutama adalah pendidikan,
ekonomi, kesehatan, dan lain-lain. Dalam hal sederhana itu sudah membantu
sedikit dalam kemiskinan disuatu negara, dikarnakan internet yang dijaman sudah
serba canggih ini dapat diakses dengan sangat mudah dan kita dapat membantu
dalam ekonomi, pedidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Dimulai dari
pendidikan. Banyak sekali sekarang relawan-relawan yang membantu dengan
ikhlas diluar sana yang membantu rakyat yang kurang mampu dengan cara memberi
pendidikan gratis melewati internet. Dengan cara e-book, pengenalan terhadap
teknologi internet, memberi penjelasan tentang penggunaan internet untuk
belajar baik untuk anak-anak hingga orang dewasa. Dikarnakan teknologi yang
semakin canggih mereka mengenalkan cara menggunakan internet dengan baik dan
benar. Karena internet itu sangat membantu dalam pendidikan.
Lalu memberi
pengetahuan kesehatan melalaui internet terhadap rakyat yang kurang mampu
melalui internet secara mudah dan efisien. Mulai dari pengenalan penyakit dan
cara mengobatinya. Karena itu sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia.
Dan membantu
dalam perekonomian/ekonomi. Sebagai contoh kecil adalah penggalangan dana
memalui internet, itu adalah kegiatan kecil yang mungkin sangat membantu rakyat
yang kurang mampu. Tetapi sekarang harus berhati-hati juga dikarnakan banyak
sekali penipuan, yang ditulis untuk penggalangan dana terhahadap rakyat yang
kurang mampu tetapi malah melenceng ke hal-hal yang tidak penting. Dan dijaman
yang sudah maju ini internet sangat berguna sekali dalam perekonomian untuk
membantu kemiskinan disuatu negara.
Selanjutnya
kemajuan teknologi dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja.
Akan tetapi hal ini juga dapat menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat,
akibatnya terciptalah kelompok masyarakat yang memiliki uang atau modal
berlebih dan masyarakat yang tidak mempuyai uang atau modal. Di zaman sekarang
masyarakat yang tau dan ahli dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi tentu
lebih maju atau lebih unggul.
Ada juga dampak negatif dalam teknologi yang dapat berujung kepada
kemiskinan. Apabila
manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul.
Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:
Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:
1. Kesenjangan
sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
2. Kerusakan
lingkungan alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada kemiskinan.
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada kemiskinan.
Dari penjelasan sederhana diatas kita dapat megentahui bahwa teknologi sangat
berguna sekali dalam mengahadapi kemiskinan didalam suatu negara. Dan dari
penjeklasan sederhana itu kita dapat mengetahui sedikitnya dampak positif
maupun dampak negatif dari teknologi terhadap kemiskinan. Dan semoga saja
teknologi membawa dampak yang baik untuk mengurangi kemiskinan yang melanda
didalam suatu negara.
KESIMPULAN
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan
nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada, Ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan keku atan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis
oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat
kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Ada kaitan yang erat antara
iptek dan kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia.
http://yuni-wijaya.blogspot.co.id/2010/05/hubungan-iptek-dengan-kemiskinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar